Ayam ras petelur termasuk salah satu jenis unggas yang memiliki nilai komersial yang tinggi. Ayam ras petelur khusus dibudidayakan untuk produksi telur. Untuk mernenuhi kebutuhan konsumen, ayam yang diternakkan harus berkualitas tinggi dengan kuantitas tetap dan berkesinambungan. Hal ini hanya akan terpenuhi jika ayam yang dipelihara berasal dari bibit unggul, diberi pakan yang cukup dan kandang yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Wednesday, June 17, 2015

Vitamin, Sedikit Pemakaiannnya Besar Pengaruhnya

Pemberian suplemen vitamin bagi ayam di suatu peternakan sudah menjadi hal yang wajib, bahkan terprogram secara rutin. Tapi jika peternak ditanya mengapa mereka memberikan vitamin pada ayamnya, maka alasannya pun beragam. Ada yang sekadar memenuhi “program” manajemen pemeliharaan yang disusun oleh kelompok inti (bagi plasma kemitraan). Ada pula yang memberikan alasan kuat, yaitu karena tingkat stres lingkungan sedang tinggi.

Mengenai kebutuhan vitamin bagi ayam, sebenarnya pakan jadi yang dijual di pasaran sudah ditambahkan vitamin oleh pihak pabrik pakan sesuai standar kebutuhan vitamin masing-masing ayam. Akan tetapi, mengandalkan asupan vitamin hanya dari pakan saja ternyata tidak cukup, sehingga peternak kadang masih perlu menambahkan vitamin lewat air minum. Sebelum membahas apa alasannya, berikut kami berikan penjelasan terlebih dahulu mengenai peran vitamin secara umum.


Jenis-jenis Vitamin

Vitamin dibutuhkan ayam dalam jumlah sedikit, namun memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap metabolisme. Berdasarkan kelarutannya, vitamin terbagi menjadi 2, yaitu vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) dan vitamin larut dalam air (vitamin B kompleks dan vitamin C). Vitamin larut lemak bisa dideposisi/disimpan dalam tubuh jika terjadi kelebihan asupan. Sedangkan kelebihan vitamin larut air akan dibuang melalui feses/kotoran.

Meskipun kelebihan vitamin larut lemak bisa disimpan di dalam tubuh, namun ketersediaannya dalam pakan tetap harus tercukupi. Sebab jika terjadi kekurangan, untuk merombak kembali vitamin tersebut agar bisa digunakan oleh tubuh, dibutuhkan energi dan waktu yang lama.

Secara umum, peranan vitamin dalam tubuh ayam di antaranya:

Vitamin A berfungsi dalam proses pertumbuhan, stabilitas jaringan epitel pada membran mukosa saluran pencernaan, pernapasan, saluran reproduksi, serta mengoptimalkan indera penglihatan.

Vitamin B kompleks (vitamin B1 sampai B12) berfungsi sebagai koenzim dan membantu berbagai proses metabolisme nutrisi, mulai dari karbohidrat, protein dan lemak.

Vitamin C berfungsi dalam metabolisme sel dan sebagai anti oksidan.

Vitamin D menjaga rasio level kalsium dan fosfor dalam darah. Rasio ini mempengaruhi pembentukan kerangka normal, kekerasan paruh dan cakar serta kekuatan kerabang telur yang terbentuk.

Vitamin E untuk meningkatkan fertilitas, menjaga agar pertumbuhan embrio normal, dan sebagai antioksidan.

Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin yang nantinya digunakan untuk pengaturan proses pembekuan darah.



Kebutuhan Vitamin

Seperti telah dijelaskan di awal bahwa vitamin merupakan nutrien mikro yang biasanya sudah ada di dalam pakan ayam. Seorang ahli nutrisi (nutrisionis, red) dari pabrik pakan akan menghitung ketersediaan vitamin dalam pakan yang disusunnya setelah semua nutrien utama terpenuhi kebutuhannya.

Dahulu, nutrisionis memenuhi kebutuhan vitamin dalam pakan menggunakan standar nutrient requirement yang dikeluarkan oleh NRC (National Research Council), sebuah lembaga riset nasional dari Amerika, ataupun ARC (Agricultural Research Council) dari Inggris. Namun saat ini standar tersebut tidak menjadi nilai mutlak sebagai satu-satunya yang harus dipenuhi. Pasalnya, jika dibandingkan dengan standar kebutuhan vitamin yang dikeluarkan NRC itu, level vitamin yang secara nyata dibutuhkan ayam jauh lebih tinggi nilainya.

Standar yang dikeluarkan NRC merupakan kebutuhan vitamin pada kondisi normal, dimana semua parameter seperti suhu lingkungan dan kesehatan ayam masih terkontrol dengan baik. Pemberian vitamin ini hanya bertujuan mencukupi kebutuhan pokok ayam. Sementara kondisi di lapangan tidaklah demikian, berubah-ubah, sehingga level pemberian vitamin pun harus ditingkatkan untuk mengimbangi perkembangan tantangan kondisi lingkungan yang tak sebagus di laboratorium, stres manajemen, penyakit, serta kondisi lainnya.


Vitamin Mudah Rusak

Pada berbagai publikasi ilmiah terapan, Steve Leeson (2010) menyatakan bahwa vitamin dalam pakan (bahan baku pakan, pakan jadi, maupun premiks vitamin) bisa rusak dan menurun kadarnya akibat faktor penyimpanan, kelembaban, dan pH yang tidak sesuai, serta oleh proses pemanasan dan interaksi dengan senyawa logam. Menyadari risiko tersebut, sebaiknya premiks vitamin atau pakan disimpan pada suhu 25ÂșC, kelembaban 70%, serta terhindar dari sinar matahari langsung.

Di tingkat pabrik pakan, kerusakan vitamin karena proses pemanasan dengan suhu tinggi sudah bisa diatasi melalui aplikasi teknologi coating (pembungkusan) dan beadled (perlindungan berlapis) menggunakan bahan kimia tertentu sebelum premiks vitamin tersebut diproses. Bahan kimia yang digunakan pun sudah diteliti tidak akan menggangu pencernaan karena bisa larut oleh asam lambung.



Defisiensi Vitamin

Karena vitamin bersifat mudah rusak, maka sulit bagi kita menjamin bahwa kadarnya akan stabil dalam pakan, terlebih jika pakan menjalani proses pengangkutan yang cukup jauh atau penyimpanannya tidak sesuai. Apabila terjadi kekurangan vitamin pada ayam, maka gejala kekurangan/ defisiensi vitamin pun kadangkala akan muncul. Beberapa gejala defisiensi vitamin ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Salah satu contohnya, pada kasus defisiensi vitamin B kompleks bisa terjadi penurunan fungsi saraf, metabolisme energi, pertumbuhan dan produksi, sebab vitamin B kompleks merupakan grup pembentuk ko-enzim.

Sementara gejala defisiensi vitamin C pada ayam sangat jarang terjadi sebab ayam memiliki enzim l-glukolaktone oksidase yang berfungsi mensistesis vitamin C (asam askorbat) dari glukosa. Suplementasi vitamin C diperlukan pada saat tertentu, terutama saat kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban) tiba-tiba berubah atau stres akibat perlakuan (vaksinasi, pindah kandang, ganti ransum, dll), karena proses sintesis vitamin C tidak secepat perubahan lingkungan yang terjadi.

Meski demikian, jangan terlalu sering memberikan vitamin C murni dalam dosis tinggi pada ayam. Hal tersebut merupakan pemborosan karena kelebihannya oleh tubuh akan dibuang. Lebih dari itu, pada layer, pembuangan kelebihan vitamin B dan C yang terjadi secara terus-menerus akan membebani ginjal karena masa produksi layerlebih panjang.


Vitamin Bisa Meracuni

Dampak negatif vitamin tidak hanya muncul bila terdapat defisiensi. Vitamin juga memiliki efek toksik jika pemberiannya berlebihan. Contohnya, jika pemberian vitamin A dilakukan secara berlebihan, 4 – 10 kali lipat dari kebutuhan normal, maka unggas akan mengalami keracunan.

Peternak juga harus memperhatikan pemberian vitamin fat soluble (larut lemak), karena memiliki ambang toksisitas (level ambang batas meracuni) lebih rendah dibanding vitamin larut air. Jika dibandingkan dengan vitamin A, E dan K, ambang toksisitas paling rendah adalah vitamin D. Ambang toksisitas vitamin larut air jika dibandingkan vitamin larut lemak jauh lebih tinggi karena bisa dibuang oleh tubuh.

Kasus kelebihan vitamin, misalnya kelebihan vitamin D pada unggas akan menimbulkan gejala klinis berupa kotoran berwarna putih karena terjadi proses pengapuran tulang diiringi penurunan konsumsi pakan. Sementara itu, keracunan vitamin A dapat menyebabkan kerusakan hati.

Di lapangan sendiri, kasus keracunan vitamin bisa terjadi jika dosis pemberian vitamin menyalahi aturan dan pencampurannya ke dalam pakan tidak merata. Hal ini sangat berisiko terjadi pada peternak layer self mixing(memformulasikan sendiri pakannya).


Aplikasi Pemberian Vitamin

Seperti telah dijelaskan di awal bahwa saat ayam stres atau mengalami penurunan nafsu makan, peternak perlu menambahkan suplemen vitamin melalui air minum. Jenis vitamin yang harus diberikan tergatung pada masa pertumbuhan ayam dan tingkat stres yang muncul. Berikut contoh program pemberian vitamin yang bisa diaplikasikan di farm broiler (Tabel 3):

- Secara teknis, sesaat setelah DOC datang ke kandang (chick in), selain air gula, peternak juga perlu memberikan larutan vitamin dengan kandungan vitamin B dan C yang cukup tinggi untuk membantu proses awal metabolisme serta mengatasi stres perjalanan. Contohnya, dengan memberikan Vita Chicks atau Strong n Fit. Di dalam Vita Chicks, selain vitamin juga terkandung antibiotik bacitracin MD yang bekerja menghancurkan bakteri patogen dalam saluran pencernaan anak ayam sehingga mampu meningkatkan penyerapan nutrisi sejak awal pemeliharaan. Sedangkan Strong n Fit mengandung L-cartinin yang membantu penyerapan kuning telur sehingga penyerapan nutrisi dari kuning telur berjalan lebih baik dan transfer kekebalan dari induk lebih optimal.

- Memasuki minggu ke-II hingga ke-III, berikan vitamin dengan kandungan vitamin B dan C cukup tinggi, namun di lengkapi pula dengan asam amino. Tujuannya untuk memaksimalkan pertumbuhan berat badan melalui pemanfaatan vitamin serta asam amino. Kita tahu bahwa kebutuhan asam amino ayam umur muda untuk pembelahan dan perkembangan sel tubuh jauh lebih tinggi dibanding ayam tua (fase finisher, red). Contoh produk vitamin yang bisa diberikan adalah Broiler Vita atau Solvit.

- Khusus pada saat-saat tertentu dimana cekaman stres agak tinggi, misalnya ketika menjelang dan setelah pelebaran sekat kandang, turun sekam, lepas pemanas, sebelum dan sesudah vaksinasi, berikan vitamin B dan C dosis tinggi. Contohnya, Fortevit atau Vita Stress yang mampu mengatasi stres serta meningkatkan daya tahan tubuh ayam terhadap cekaman stres yang muncul.

- Setelah memasuki minggu ke-IV hingga panen, vitamin tambahan seperti Neobro, Strong n Fit atau Solvitmasih perlu diberikan terutama untuk memaksimalkan metabolisme lemak menjadi energi dan deposisi daging.

Program pemberian vitamin ayam layer pada periode starter hampir sama dengan broiler, namun ketika masuk periode grower dan layer, akan lebih rumit jadwalnya. Umur pemeliharaan yang panjang serta program vaksinasi yang kompleks juga menyebabkan layer lebih sering mengalami stres dibanding broiler.

Menurut McDowell (1989), kebutuhan vitamin antara ayam broiler dan layer periode produksi, sangatlah berbeda sesuai dengan fungsi metabolisme dan target produksinya. Pada broiler, nutrisi difokuskan untuk pembentukan otot daging dan lemak. Sedangkan pada layer, selain untuk pertumbuhan bobot badan, nutrisi juga digunakan untuk proses reproduksi serta pembentukan telur. Karena perbedaan target itulah maka ayam layerbiasanya membutuhkan vitamin lebih tinggi dibanding broiler. Contoh program pemberian vitamin pada ayam layerkami tampilkan pada Tabel 4.

Dari seluruh bahasan di atas bisa disimpulkan bahwa vitamin merupakan salah satu nutrisi mikro yang berperan penting bagi proses metabolisme tubuh. Oleh karena itu, jangan biarkan ayam mengalami kasus defisiensi vitamin. Lakukan tindakan suplementasi vitamin sekarang juga. Salam.

(http://info.medion.co.id).



No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berpartisipasi dalam blog ini
Admin